Keluarga Tangkas Berinternet, Google Indonesia: 42 Persen Orang Tua Khawatir dengan Aktivitas Anak di Internet


Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia, Putri Alam, mengungkapkan berdasarkan riset yang dilakukan pada tahun 2020, 42 persen orang tua di Indonesia memiliki kekhawatiran terkait dengan aktivitas anak mereka di dunia maya.

Putri menyebutkan, kekhawatiran tersebut terbagi dalam tiga kategori. Pertama, berkaitan dengan keamanan informasi anak. Orang tua mengkhawatirkan apakah informasi pribadi anak disimpan oleh platform secara aman dan terlindungi dari ancaman penipuan (scam) dan peretasan.

Kedua, berkaitan dengan siapa yang diajak berinteraksi oleh anak di platform media sosial. Orang tua khawatir jika anak mereka berinteraksi dengan orang tidak dikenal di internet. Bahkan anak – anak seringkali mendapatkan perhatian berlebihan dari orang yang tidak dikenalnya.

Ketiga, berkaitan dengan konten yang diakses di internet. Orang tua memiliki kekhawatiran terkait konten apa yang diakses anak mereka, apakah konten tersebut pantas diakses oleh anak-anak mereka. Terlebih saat ini konten – konten yang ada di internet saat ini tidak bisa di sortir oleh pengguna.

“Kami menyadari betul bagaimana kekhawatiran orang tua terhadap keamanan anak – anak mereka di internet, untuk itu kami hadir untuk memberikan solusinya,” ungkap Putri dalam pembukaan webinar 'Keluarga #TangkasBerinternet 2021', Selasa (9 Februari 2021).

Putri mengatakan, Google saat ini sudah memiliki fitur-fitur baru yang dapat dimanfaatkan oleh orangtua dalam mengatasi tantangan digital, memandu anak-anaknya dalam aktivitas online yang aman dan positif.

Fitur baru yang dapat dimanfaatkan --selain filter pencarian aman (Safe Search) pada Google Search dan mode terbatas pada Youtube, adalah fitur Family Link. Fitur ini dapat memungkinkan orang tua untuk memantau waktu pemakaian perangkat, mengatur waktu tidur, atau menetapkan batas penggunaan harian perangkat anak.

“Fitur ini juga memungkinkan orangtua untuk mengelola aplikasi yang ada pada perangkat anak dengan memberikan batas waktu per aplikasi, filter konten, hingga menyembunyikan aplikasi atau memblokir situs tertentu,” ungkap Putri.

Putri menambahkan, upaya melindungi anak–anak di internet ini tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kecanggihan teknologi saja. Orang tua juga harus turut aktif dalam melakukan pendekatan ke anak mereka dan berusaha untuk menumbuhkan kebiasaan digital yang sehat.

Salah upaya untuk menciptakan kebiasaan digital yang baik adalah dengan komunikasi yang terbuka pada anak. Orangtua perlu memberikan penjelasan dan pemahaman kepada anak-anaknya tentang aturan dasar di ruang maya.

Orangtua bisa mengajarkannya dengan program yang dibuat Google, yakni Tangkas Berinternet. Di program ini, orangtua bersama anaknya dapat mempelajari lima prinsip tangkas berinternet termasuk cerdas beinternet, cermat berinternet, tangguh berinternet, bijak berinternet, dan berani berinternet.

Untuk mempelajari program Tangkas Berinternet, orangtua dan anak-anak mereka bisa mengunjungi situs Keluarga Tangkas Berinternet dari Google.


source : cyberthreat.id




Komentar